Jedi Power Battles: Kuno, Aneh, dan Menyebalkan—Tapi Kenapa Saya Rindu Game Star Wars Seperti Ini?
Bayangkan ini: Anda memainkan game Star Wars di tahun 2000. Layar terbelah dua, karakter Jedi yang kaku seperti robot, dan sistem lompatan yang bikin ingin melempar controller ke tembok. Jedi Power Battles bukanlah game yang sempurna—bahkan jauh dari itu. Tapi di balik desainnya yang jadul dan mekanika clunky-nya, ada sesuatu yang hilang dari game Star Wars masa kini: keberanian untuk jadi aneh.
“Lompat Di Sini—TAPI JANGAN SALAH TEKAN!” (Atau: Seni Menyiksa Pemain ala 2000-an)
Pertama-tama, mari kita bicara tentang elemen paling menyebalkan di sini: platforming. Jedi Power Battles seolah dibuat oleh tim developer yang berpikir, “Bagaimana jika kita gabungkan Tomb Raider dengan kontrol sehalus batu?” Lompatan harus presisi milimeter, tapi hitbox karakter seperti terbuat dari karet bekas. Satu kesalahan? Ulangi dari checkpoint 15 menit yang lalu.
Tapi di situlah letak pesonanya. Game ini tidak peduli apakah Anda frustrasi. Ia tidak memberi kode QR untuk skip level, tidak ada mikrotransaksi buat beli “Saber Anti Jatuh”. Anda harus bertarung—seperti Jedi beneran—melawan level desain yang kadang absurd.
Seni Visual yang… Eksperimental?
Karakter 3D-nya bergerak seperti wayang yang kakinya kejang. Wajah Obi-Wan muda lebih mirip lilin yang meleleh ketimbang Ewan McGregor. Tapi justru di situlah game ini bersinar. Setiap level—dari lorong Trade Federation yang steril sampai planet Naboo yang hijau—dirancang dengan warna-warna berani yang teriak, “INI STAR WARS, BUKAN!”
Modern? Tidak. Berjiwa? Sangat. Bandingkan dengan game Star Wars sekarang yang grafisnya cinematic, tapi kadang terasa seperti katalog IKEA futuristik.

Ko-op yang Bikin Hububgan Retak (Tapi Tetep Seru)
Ini game yang harus dimainkan berdua. Saat teman Anda terjatuh ke jurang untuk kesekian kalinya, Anda akan teriak, “DASAR NOOB!” sambil tertawa ngakak. Sistem combo sederhana—serang, putar saber, ulangi—tiba-tiba jadi ritual konyol yang justru mengikat.
Coba bandingkan dengan ko-op modern yang semuanya diatur rapi: matchmaking, voice chat, dan lencana prestasi. Di sini? Yang ada cuma layar terbagi, pizza dingin, dan persahabatan yang diuji.
Kenapa Game Modern Tak Lagi Se”Gila” Ini?
Jedi Power Battles adalah produk zaman di mana lisensi Star Wars bukanlah tiket garansi kesuksesan. Developer bisa nekat: mencampur gaya beat ‘em up dengan puzzle platforming, menciptakan boss fight yang lebih aneh daripada rancangan senjata Trade Federation.
Sekarang? Franchise Star Wars terjebak dalam ekspektasi “visual epik” dan cerita yang harus multiverse-friendly. Di mana game yang berani membuat Darth Maul jadi boss dengan pola serangan random, atau level di mana Anda harus lari dari rolling droid sambil memencet tombol secepat tukang ketik gore?
Penutup: Nostalgia Bukan Hanya Tentang Masa Lalu
Ya, Jedi Power Battles kuno. Ya, saya kesal setiap kali Mace Winda kejedot tembok. Tapi game ini mengingatkan kita bahwa dulu, Star Wars bisa jadi laboratorium eksperimen gila—bukan sekadar mesin cetak uang yang bermain aman.
Sekarang, jika Anda membutuhkan saya, saya akan berada di sudut gelap, mencoba melewati level Gungan City untuk ke-37 kalinya. May the Force be with me.