Avowed Review: Saat Obsidian Menghidupkan Kembali Pesona RPG Klasik dengan Sentuhan Modern
Pembuka yang Menggoda
Jika ada studio yang paham cara merajut cerita dalam RPG, itu adalah Obsidian Entertainment. Setelah sukses dengan Pillars of Eternity, mereka kembali dengan Avowed—sebuah eksplorasi pertama mereka ke dunia first-person RPG yang penuh ambisi. Tapi apakah game ini berhasil menyeimbangkan narasi kompleks dan gameplay inovatif? Mari selami lebih dalam.
Dunia Eora yang Lebih “Hidup” dari Sebelumnya
Avowed membawa kita kembali ke Eora, dunia yang familiar bagi penggemar Pillars of Eternity, tapi kali ini dengan skala yang lebih intim dan detail yang memukau. Bayangkan Skyrim bertemu The Outer Worlds: padang pasir berdebu yang dipenuhi reruntuhan kuno, hutan lebat dengan cahaya remang-remang, dan kota-kota ramai yang penuh NPC dengan motivasi unik. Obsidian tidak sekadar membangun dunia, tapi menghidupkannya lewat dialog bernuansa dan environmental storytelling.

Gameplay: Fleksibilitas adalah Raja
Di sini, Obsidian memberi kebebasan penuh:
- Kombat Dinamis: Pilih antara pedang dan sihir, atau gabungkan keduanya! Sistem parry dan dodge terasa responsif, meski kadang kamera agak kewalahan saat pertarungan terlalu chaotic.
- Skill Tree yang Tidak Mengikat: Ingin jadi penyihir perang yang juga jago mengunci? Bisa saja. Tidak ada “class” tetap—setiap pilihan berkembang organik.
- Eksplorasi dengan Hadiah: Setiap gua atau reruntuhan menyimpan teka-teki atau lore tambahan. Hanya saja, fast travel yang terbatas mungkin membuat sebagian pemain kurang sabar.
Cerita: Kekuatan dan Dilema Moral
Seperti biasa, Obsidian unggul dalam menulis cerita berlapis. Sebagai “Watcher” yang terikat dengan kekuatan gaib, keputusan Anda bukan sekadar “baik vs jahat”. Misalnya, membantu kelompok pemberontak bisa berarti mengorbankan seluruh desa—dan konsekuensinya terasa sampai akhir game. Sayangnya, beberapa side quest terasa repetitif, seperti “ambil barang A dari lokasi B” tanpa twist berarti.
Visual dan Suara: Estetika yang Kontras
Grafis Avowed mungkin tidak se-realis Horizon Forbidden West, tetapi gaya art direction-nya memukau. Bayangkan lukisan minyak yang bisa dijelajahi: palet warna earthy tones dengan semburat magic yang neon. Soundtrack-nya epik namun tidak mengganggu, sementara efek suara sihir dan pedang memberi “kepuasan taktis” yang kental.
Kekurangan yang (Sedikit) Mengganggu
- AI Companion yang Kadang “Tumpul”: Partner kadang terjebak di balik pintu atau tidak bereaksi saat diserang.
- Optimasi yang Belum Sempurna: Di platform tertentu, frame rate drop terjadi di area padat efek.
- Durasi Main Story: Sekitar 25 jam—cukup pendek untuk standar RPG, meski side quest menambah 10-15 jam.
Untuk Siapa Avowed Cocok?
- Penggemar RPG Berat: Jika Anda menyukai Divinity: Original Sin atau Fallout: New Vegas, gameplay dan narasi Avowed akan terasa seperti rumah.
- Pemain Kasual yang Suka Eksplorasi: Meski kompleks, sistem tutorial-nya ramah untuk pemula.
- Pecinta Dunia Pillars of Eternity: Ini adalah love letter untuk lore Eora, meski tidak perlu mainkan seri sebelumnya untuk menikmatinya.
Penutup: Sebuah Langkah Berani yang Hampir Sempurna
Avowed mungkin bukan RPG terbesar atau tercanggih, tapi ini bukti bahwa Obsidian masih jagonya storytelling interaktif. Dengan kombinasi narasi berdarah-daging, dunia yang hidup, dan sistem gameplay fleksibel, game ini layak masuk koleksi—asal Anda bisa memaafkan beberapa jank khas RPG.
Skor (Jika Harus Memberi Angka): 8.5/10.
“Sebuah permata kasar yang, meski tak sempurna, punya jiwa yang sulit dilupakan.”